Rabu, 05 Oktober 2016

AKTIFITAS PENGEPAKAN




Aktivitas Pengepakan
         
Sebelum didistribusikan,hasil tangkapan terlebih dahulu dikemas sedemikian rupa sehingga mutu ikan tersebut masih terjaga sampai di tempat tujuan.
Ada 2 sistem pengemasan yang biasa di lakukan untuk transportasi ikan hidup :

1. Pengemasan Ikan Sistem Terbuka
 Yaitu ikan hidup yang diangkut dengan wadah atau tempat yang media airnya masih dapat berhubungan dengan udara bebas.Pengankutan sistem ini biasa digunakan untuk pengangkutan jarak dekat dan membutuhkan waktu yang tidak begitu lama.Terdapat kelebihan dan kekurangan dari sistem ini. Kelebihannya antara lain difusi oksigen melalui udara ke media air masih dapat berlangsung, dapat dilakukan penambahan oksigen melalui aerator, dan dapat dilakukan pergantian air sebagian selama perjalanan. Sementara kekurangannya dapat membahayakan ikan dan tidak dapat dilakukan untuk pengiriman menggunakan pesawat terbang.Sistem ini sangat cocok untuk pengiriman ikan ukuran konsumsi.

2. Pengemasan Ikan Sistem Tertutup
Yaitu pengemasan ikan hidup yang dilakukan dengan tempat atau wadah tertutup, udara dari luar tidak dapat masuk kedalam media tersebut. Pengemasan dengan cara ini dapat dilakukan untuk pengangkutan jarak jauh. Seperti halnya dengan sistem terbuka, pengemasan sistem tertutup ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain media air tahan terhadap guncangan selama pengangkutan, dapat dilakukan untuk pengangkutan jarak jauh (dengan pesawat terbang), memudahkan penataan dalam pemanfaatan tempat selama pengangkutan. Sementara kekurangannya antara lain adalah media air tidak dapat bersentuhan dengan udara langsung (tidak ada difusi oksigen dari udara) sehingga tidak ada suplai oksigen tambahan, tidak dapat dilakukan pergantian air, dan memerlukan kecermatan dalam memperhitungkan kebutuhan oksigen dengan lama waktu perjalanan.
Hasil tangkapan dimasukkan ke dalam pengemas dari kayu atau plastik yang sama, biasa juga digunakan untuk pendistribusian akhir-akhir ini pemakaian kayu sudah agak dikurangi.  Bak plastik yang lebih higienis, ringan dan kuat diganti oleh plastik yang terbuat dari Low Density Polyethilene (LDPE), Hight Density Polyethilene (HDPE).  Idealnya bak ikan hendaknya mempunyai beberapa sifat :
1.      Cukup ukuran untuk berbagai ukuran yang ditangani
2.      Mudah dibersihkan, disimpan efektif untuk transportasi ikan dingin
3.      Memudahkan dalam penentuan berat ikan ketika ikan dipasarkan
4.      Murah harganya
Bila menggunakan es maka box ikan harus mempunyai lubang, untuk memudahkan pembuangan air es yang meleleh.



Aktivitas Perbelakan
       
Sebelum melaut, penting bagi nelayan untuk mempersiapkan segala perbekalan.Perbekalan yang dimaksud adalah seperti bahan bakar, persiapan alat tangkap dan konsumsi untuk nelayan.Perbekalan disiapkan ketika nelayan masih di darat.Perbekalan disiapkan sesuai dengan lama waktu penangkapan.

Aktivitas Pengolahan Ikan
       
Pengolahan ikan, dilakukan dengan tujuan untuk menghambat atau menghentikan zat-zat (reaksi enzim) dan pertumbuhan mikroorganisme (mahluk hidup ) yang dapat menimbulkan proses pembusukan pada ikan.
Dasar pengawetan secara umum adalah :
1. Untuk menghambat perkembangan organism pembusuk
2. Menghancurkan organism pembusuk
Pengolahan ikan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu :
1. Pengolahan tradisional (penggaraman, pengeringan, fermentasi, pengasapan, perebusan, pemindangan dll.)
2. Pengolahan modern (chilling, freezing, bottling, canning, smok )
Pengolahan hasil perikanan secara tradisionla mempunyai berbagai cirri antara lain :
a. Usahanya bersifat rumah tangga
b. Lokasi umumnya dekat dengan sumber bahan baku (daerah pesisir )
c. Skala usaha rata-rata kecil
d. Pengetahuan pengolahan rendah
e. Ketrampilan yang diperoleh secara turun temurun
f. Modal usaha kecil
g. Peralatan yang digunakan sederhana
h. Sanitasi dan higienis kurang diperhatikan.

Pengolahan secara tradisional dapat dilakukan dengan cara :
• Penggaraman dan Pengeringan
• Penggaraman dan Perebusan
• Pemindangan
• Pengasapan
• fermentasi

Aktivitas Perbaikan Alat Tangkap/Jaring
Setiap alat penangkapan ikan yang digunakan dalam usaha penangkapan ikan akan terjadi penyusutan alat tangkap yang digunakan, sehingga akan mengakibatkan terjadinya penurunan nilai kekuatannya dan dalam jangka waktu tertentu akan rusak sama sekali sehingga tidak dapat digunakan lagi. Nilai penyusutan alat tangkap itu dapat ditentukan oleh :
> Pengaruh mekanis
> Perubahan sifat-sifat bahan karena reaksi kimia
> Pengerusakan oleh jasad-jasad renik
> Pengaruh alam
Sebab-sebab kerusakan bahan yang diakibatkan oleh hal tersebut diatas tidak dapat dicegah bahwa proses itu terus dan ada selama alat tangkap itu digunakan. Oleh sebab itu perlu diadakan penanganan dan merawatnya dengan baik dan benar agar alat tangkap tersebut dapat bertahan lebih lama dalam penggunaannya.
Cara merawat atau pemeliharaan alat penangkapan ikan secara umum sebenarnya sangat sulit untuk dibedakan antara perawatan dan pemeliharaan suatu alat, karena keduanya saling berhubungan yang erat. Memelihara suatu alat sebenarnya sudah termasuk perawatan, sedangkan perawatan adalah merupakan salah satu cara pemeliharaan.
Pemeliharaan alat-alat penangkapan ikan dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
·         Simpanlah alat tangkap dalam tempat yang aman
Berbagai penyebab kerusakan alat dapat terjadi seperti jaring dimakan tikus atau hewan-hewan lain atau jaring terbakar sehingga sangat perlu diperhatikan dalam penyimpan dalam tempat yang aman.
Oleh karena itu pada waktu alat-alat penangkapan tidak digunakan tempatkan dan disimpan dalam gudang yang baik dan bersih serta jauh dari bahaya kebakaran
·         Hindari dari hal-hal yang memungkinkan akan menimbulkan kerusakan seperti penyinaran matahari langsung terutama pada panas terik, bekas-bekas minyak dan kotoran lainnya.
Pada umumnya alat penangkap ikan yang telah selesai digunakan dijemur.Hal ini perlu diperhatikan bahwa untuk alat-alat penangkapan ikan yang bahannya dari serat-serat sintetis hendaknya jangan dijemur dengan sinar matahari langsung menyebabkan alat penangkap mudah lapuk.
Sebaiknya alat-alat tersebut setelah dipakai hendaknya dicuci dahulu dengan air tawar kemudian diangin-anginkan saja (ditiriskan di tempat yang sejuk) sampai kering, kemudian diangkat dan dimasukan ke dalam gudang.
·         Gunakan alat dengan secara hati-hati
Semua benda apapun yang digunakan jika cara pemakaiannya dengan hati-hati, baik dan benar pasti alat tersebut akan lebih awet bila dipakai dengan seenaknya saja (sembarangan) tidak pakai aturan.
Contoh bila kita hendak memasang atau mengoperasikan alat tangkap dalam suatu perairan tertentu terlebih dahulu harus yakin benar bahwa daerah penangkapan tersebut adalah merupakan daerah penangkapan (fishing ground) yang baik, bebas karang atau tonggak lain, dasar perairan yang tidak rata yang akan menyebabkan tersangkutnya jaring atau alat lainnya.
·         Segera perbaiki sedini mungkin terutama pada kerusakan-kerusakan kecil.
Alat penangkapan yang selesai digunakan dalam operasi penangkapan ikan pasti terdapat kerusakan kecil dan besar, oleh sebab itu jika melihat terdapat kerusakan alat tangkap maka segera dilakukan perbaikan.Biasanya perbaikanlangsung artinya saat operasi penangkapan berlangsung atau perbaikan dilakukan saat tidak melakukan operasi penangkapan.

Aktivitas Perbaikan Kapal
         
Kapal perikanan membutuhkan perawatan dengan cara perbaikan secara berkala untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan yang bermuara pada kerugian. Perbaikan kapal dilakukan di galangan kapal khusus untuk perbaikan.Galangan kapal perbaikan hanya khusus digunakan untuk mereparasi kapal baik annual maupun special repair.Galangan khusus reparasi dapat menerima pekerjaan beberapa kapal dalam kurun waktu relatif singkat, dan mengingat banyaknya kapal-kapal yang memerlukan jasa reparasi kapal maka galangan kapal khusus reparasi lebih terjamin kontinuitas kerjanya. 

Menurut pendapat lain, Galangan kapal jenis perbaikan adalah galangan kapal yang diperuntukkan (desain) untuk satu jenis pekerjaan saja yaitu proses perbaikan kapal, yang dimulai dari kapal masuk dock sampai kapal keluar dock.

Adapun pekerjaan pada saat kapal masuk galangan kapal atau proses pengedokan adalah
1. penerimaan kapal di dermaga dock
2. Persiapan proses docking
3. Pengedokan kapal (docking)
4. Pembersihan badan kapal
5. Pemeriksaan ketebalan plat & kerusakan lambung atau konstruksi lainnya
6. Pemeriksaan sistem di bawah garis air
7. Pelaksanaan pekerjaan (konstruksi, mesin, listrik dan lainnya)
8. Pengetesan hasil pekerjaan
9. Pengecatan lambung kapal
10. Pemasangan cathodic protection
11. Penurunan kapal dari atas dock (Undocking)
12. Penyelesaian pekerjaan di atas air
13. Percobaan
14. Penyerahan kapal kepada pemilik kapal








Aktivitas Industri Perikanan

Industri perikanan, bisa juga disebut dengan industri penangkapan ikan adalah industri atau aktivitas menangkap, membudidayakan,memproses,mengawetkan, menyimpan, mendistribusikan, dan memasarkanproduk ikan. Istilah ini didefinisikan oleh FAO, mencakup juga yang dilakukan oleh pemancing rekreasi, nelayan tradisional, dan penangkapan ikan komersial. Baik secara langsung maupun tidak langsung, industri perikanan (mulai dari penangkapan/budidaya hingga pemasaran) telah menghidupi sekitar 500 juta orang di negara berkembang di dunia.
Pihak-pihak yang terlibat dalam sub-subsektor perikanan diantaranya adalah :
a.    Nelayan
b.    Tengkulak Ikan
c.    Konsumen Perikanan
d.    Pengusaha Perikanan
e.    Departemen Kelautan dan Perikanan

Di dalam perkembangan suatu industri perikanan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Handoko, 2001, faktor yang mempengaruhi perkembangan industri perikanan adalah Sumberdaya ikan, daerah penangkapan, lingkungan serta energi. Sedangkan menurut Suryana, 1990 faktor yang mempengaruhi di dalam suatu industri perikanan adalah dari bahan baku, tenaga kerja dan nilai tambah.

Nilai tambah dari sektor perikanan dapat diperoleh dari mengolah hasil tangkapan perikanan. Untuk hasil perikanan yang bersifar cepat rusak, hanya disimpan selama beberapa jam setelah penangkapan kecuali disimpan dalam keadaaan dingin, maka produksi merupakan sumberpenawaran yang penting (Hanafiah, 1986 dalam Muchlisi 2005, dalam ummi 2011)








AKTIFITAS BONGKAR MUAT


Aktivitas Bongkar Muat Hasil Tangkapan

Pembongkaran ikan menurut Afandy (1998), adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh para ABK setelah kapal mendarat di tempat pendaratan ikan di luar Pelabuhan Perikanan atau Pangkalan Pendaratan Ikan masing-masing, dimana para ABK mengeluarkan ikan dari dalam palkah kapal untuk kemudian disortir. Faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya pembongkaran ikan adalah jumlah hasil tangkapan, jumlah buruh, jenis kapal, alat tangkap dan cara membongkar.

Sistem pendaratan ikan meliputi proses pembongkaran ikan, penyortiran serta pengankutan ikan ke TPI (Masriah, 1997), sedangkan proses pembongkaran ikan merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan setelah kapal tertambat di dermaga pelabuhan dan setelah selesai dalam pengurusan perijinan bongkar, kapal menunggu sesuai nomor urut bongkar, kemudian melakukan pembongkaran (Febrisma 1997).
Menurut Moeljanto (1982), langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam pembongkaran pada pendaratan ikan adalah sebagai berikut:
1)      Bongkar dengan hati-hati dan sedapat mungkin jangan memakai sekop atau garpu, untuk menghindari luka/memar pada ikan;
2)     Pisahkan es dari ikan, sehingga memudahkan penimbangannya. Setelah ditimbang, ikan harus segera diberi es kembali;
3)     Wadah (container), sebaiknya dibuat dari bahan-bahan yang mudah dibersihkan seperti alumunium; plastik keras tetapi tidak mudah pecah; atau peti kayu yang ringan, kuat dan mudah dibersihkan;
4)     Hindari ikan-ikan tersebut dari sinar matahari langsung dan selalu menambahkan es pada saat pelelangan, pengangkutan atau pengolahan.







Aktivitas Penjualan Ikan

Kegiatan ekonomi utama masyarakat pesisir biasanya adalah menangkap ikan. Para nelayan pergi menangkap ikan di daerah dekat pantai. Mereka menggunakan sampan dan jaring sebagai alat utama. Hasil tangkapan mereka biasanya berbagai jenis ikan dan hewan laut lainnya. Hasil tangkapan biasanya dijual dan sebagian dibawa pulang untuk dikonsumsi. Kegiatan yang dilakukan nelayan termasuk kegiatan produksi, nelayan menghasilkan ikan dan hewan laut lainnya. Penjualan biasanya dilakukan di pasar-pasar tradisional maupun pasar modern. Ikan-ikan yang dijual didapatkan dari hasil pelelangan atau pembelian dari bakul-bakul nelayan di TPI.



Aktivitas Pemasaran dan Pengangkutan Ikan


Para nelayan menjual ikan hasil tangkapannya di tempat pelelangan ikan. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) merupakan tempat para penjual (nelayan) dan pembeli melakukan transaksi jual beli ikan melalui pelelangan dimana proses penjualan ikan dilakukan di hadapan umum dengan cara penawaran bertingkat. Lelang adalah proses membeli dan menjual barang dengan cara menawarkan kepada penawar, dan kemudian menjual barang kepada penawar harga tertinggi. Penjualan ikan dengan sistem lelang tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan nelayan serta pada akhirnya dapat memacu dan menunjang perkembangan kegiatan penangkapan ikan di laut. Namun penjualan dengan cara lelang dianggap tidak efektif sehingga nelayan lebih sering menggunakan metode jual berdasarkan bakul ikan. Bakul-bakul yang berisi ikan tersebut diletakkan dan terjadi aktivitas tawar-menawar antara nelayan dan pembeli.
          Pengangkutan berarti memindahkan sesuatu dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan media atau sarana angkut yang dapat mempermudah pemindahan ke tempat lain. Wadah angkut ikan ke TPI bermacam-macam, ada yang menggunakan alat bantu berupa peti, kantong-kantong yang terbuat dari jaring, sekop atau ganco (Zaitsev et al, 1969 vide Ilyas, 1983).
1) Sarana angkut:

      Gerobak dorong
Digunakan untuk mengangkut hasil tangkapan dari dermaga ke daerah sekitar Palabuhanratu.
2)Wadah angkut
      Tong-tong plastik
Alat ini dilengkapi dengan es dan diangkut dengan kendaraan pickup untuk daerah luar Palabuhanratu

      Keranjang
Digunakan untuk mengangkut hasil tangkapan yang akan diolah
      Trays (keranjang plastik atau blong)

Hal yang harus diperhatikan dalam mengangkut ikan adalah ikan harus tetap berada pada suhu sekitar 0o C selama pengangkutan sampai tiba di tempat tujuan, ikan tidak dicemari bakteri, kotoran dan bau yang berasal dari luar maupun dari dalam wadah pengangkut yang digunakan, ikan tidak mengalami perubahan organoleptik (rupa, bau, cita rasa dan tekstur) yang menyolok setiba di tempat yang dituju (Ilyas, 1983). Idealnya, pengangkutan ikan segar harus dilakukan dengan sarana yang higienis dan dapat mempertahankan suhu rendah ikan (Murniati dan Sunarman, 2000 vide Kutipah, 2002).